Selasa, 08 September 2009

Rangkaian Buffer

6.1 Pembahasan Hardware
6.1.1 Rangkaian Buffer







Gambar 6.1 Rangkaian Buffer

Outputan dari photodiode berupa arus dimana pada saat pengukuran Blanko output arus pada photodiode 11 mV maka agar inputan untuk IC LF 353 dapat berupa tegangan maka diberi resistansi 10 K Ώ yang diseri dengan 5 K Ώ sehingga (TP1) didapat rumus :
V = I x R
V = 11 mA x 15 K Ώ
= 165 mV
Setelah diubah menjadi tegangan maka akan dibuffer difungsikan sebagai penyangga dimana outputan dari photodiode berupa arus dan diberi resistor 10 K Ώ yang diseri dengan 5 K Ώ untuk mengubah menjadi besar tegangan yang masuk pada IC LF 353 pin 3,
agar tegangan (TP2) stabil tergantung besar kecilnya jumlah cahaya yang ditangkap oleh photodiode (TP1). Rumus untuk (TP2) rangkaian buffer :




V out = 165 mV

Perencanaan pembuatan box

b. LCD yang dikendalikan oleh mikrokontroller AT 89s51 untuk menampilkan absorban dan kosentrasi Alkaline Phosphatase (ALP).
4.6 Perencanaan pembuatan box




Gambar 4.1 Box Modul
Keterangan :
1. Tempat meletakkan Kuvet
2. LCD
2. Tombol Reset
3. ON / OFF

4.7 Operasional Alat
Cara mengoperasionalkan alat melalui tahap :
1. Pesawat di On kan
2. Untuk proses pertama masukkan kuvet yang berisi aquades agar menghasilkan Absorban dan Kosentrasi 0000.
3. Setelah itu baru masukkan kuvet yang berisi serum dan reagen yang telah diinkubasi sesuai prosedur.
4. Tunggu 3 menit timer pada IC Mikrokontroller AT89s51 akan bekerja selama 3 menit.
5. Setelah 3 menit maka LCD akan menampilkan nilai Absorban dan Konsentrasinya.
6. Bila akan melakukan pengukuran selanjutnya kita tekan reset dan tidak perlu memasukkan kuvet yang berisi aquades tetapi langsung serum dan reagen.

Memori data RAM internal sebesar 128 Byte.

 Register
Sebagai memori sementara di dalam CPU. Beberapa register mempunyai fungsi tertentu, seperti program counter dan code register, yang lain bersifat lebih umum akumulator, B register. Tiap-tiap komputer memiliki panjang kata yang merupakan karakteristik dari CPU. Seperti pada keluarga MCS ’51 ini besarnya ditentukan oleh bus dan memori internal, oleh karenanya mikrokontroller keluarga MCS ’51 ini memiliki kemampuan menyimpan data 8 bit.


 ALU (Arithmatic Logic Unit)
Dari namanya dapat diketahui bahwa ALU mampu menjalankan operasi aritmatika dan logika dengan bilangan-bilangan biner. Dalam keluarga MCS ’51 operasi ALU datanya terbatas pada jumlah bilangan biner 8 bit, tidak sampai pada operasi floating point (angka mengambang).
 Unit Pengendali
Unit pengendali digunakan untuk menyerempakkan kerja yang sangat diperlukan oleh setiap prosessor. Sebuah instruksi di ambil dan di dekode, setelah prosessor mengetahui apa yang dimaksud dengan instruksi, maka unit pengendali akan memberikan signal pada aksi yang dimaksud.
Mikrokontroller AT89S51 memiliki beberapa fasilitas yang dapat dipakai oleh pengguna. Fasilitas yang dimaksud antara lain :
Flash program memori ROM internal sebesar 4 Kbyte. Dengan flash PEROM ini mikrokontroller mampu diprogram dan dihapus hingga 1000 kali.
Memori data RAM internal sebesar 128 Byte.
Kemampuan kerja clock internal dari 0 hingga 24 M Hz.
Terdapat 2 buah timer/counter yang dapat dipakai hingga 16 Bit.
Kemampuan mengalamati memori program dan data maksimum 64 Kbyte eksternal.
Dua buah tingkat prioritas interupsi.
Lima buah interupsi, yaitu 2 buah interupsi eksternal dan 3 buah interupsi internal.
Empat buah I/O masing-masing 8 Bit.

Kamis, 11 Juni 2009

pemberian kredit

Dengan adanya pemberian kredit seperti ini tentunya pihak bank juga mengharapkan pengembalian kredit yang telah diberikan tersebut dengan bunga yang telah ditetapkan dan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan pula. Namun pada prakteknya tidaklah semuanya dapat berjalan lancar, sebab banyak kredit yang mengalami penunggakan. Dengan kata lain pengembalian kredit yang telah diberikan oleh bank mengalami hambatan, atau lazim disebut dengan “problem loan”.